KOMPAS.com – Agnosia adalah gangguan komunikasi karena gangguan pemrosesan visual dan pendengaran.
Penyakit ini memengaruhi area otak yang berfungsi sebagai pengatur informasi visual dan motorik, pemrosesan spasial, dan proses perhatian.
Penderita agnosia akan merasa sulit atau bahkan sama sekali tidak mengenali objek, orang, suara atau bau, meskipun indera bekerja dengan normal.
Penyebab
Agnosia disebabkan oleh kerusakan bagian otak seperti lobus oksipital dan lobus parietal, bagian dari korteks serebral.
Bagian otak tersebut berfungsi memproses informasi spasial, penyatuan informasi visual dan motorik, serta proses perhatian.
Cedera kepala atau stroke dapat membuat kerusakan otak yang mengakibatkan agnosia secara tiba-tiba.
Agnosia juga bisa muncul bertahap akibat tumor atau infeksi otak.
Pada kasus yang jarang terjadi, agnosia bisa terjadi pada bayi yang baru lahir.
Gejala
Ada tiga jenis utama agnosia, yakni:
- Agnosia visual, yakni kesulitan dalam mengenali wajah dan objek yang dikenal
- Agnosia pendengaran, tidak dapat mengenali suara, seperti suara orang atau menyebutkan suara yang sudah dikenal seperti dering telepon.
- Agnosia taktil, tidak dapat mengenali objek dengan sentuhan tanpa menggunakan indra penglihatan.
Terdapat subtipe yang berbeda dalam masing-masing jenis agnosia di atas.
Misalnya, beberapa pengidap agnosia visual merasa sulit untuk mengenali wajah (buta wajah), warna (agnosia warna) atau kata-kata (agnostic alexia).
Dimungkinkan juga untuk menderita agnosia yang memengaruhi kemampuan mengenali bau (agnosia penciuman) atau rasa (agnosia gustatory).
Diagnosis
Untuk mendiagnosis agnosia, dokter akan:
- Mengajukan pertanyaan tentang gejala dan kesehatan umum pasien
- Meminta untuk mengidentifikasi beberapa objek umum menggunakan penglihatan, sentuhan, dan penciuman
- Memeriksa kemungkinan penyakit lain pada gejala (misalnya, dengan memeriksa pendengaran dan penglihatan)
- Menguji fungsi otak dan memori
- Melakukan tes pencitraan, seperti CT scan atau MRI scan.
Perawatan
Perawatan agnosia tergantung pada faktor-faktor yang mencakup jenis agnosia, penyebab, dan gejalanya.
Tidak ada pengobatan khusus untuk agnosia.
Dokter akan mencoba menemukan dan mengobati penyebab yang mendasari agnosia.
Misalnya, jika pemindaian otak tmengidentifikasi tumor, tumor dapat diobati dengan radiasi atau pembedahan.
Terapis wicara atau okupasi dapat membantu pasien untuk belajar mengatasi efek agnosia.
Terapi biasanya melibatkan belajar bagaimana menggunakan indra lain untuk mengkompensasi indra yang terpengaruh.
Misalnya, jika memiliki agnosia pendengaran, mempelajari cara membaca bibir biasanya dapat membantu.
Segera hubungi dokter jika memeiliki masalah atau gejala berkaitan dengan agnosia.
Komplikasi
Komplikasi dari agnosia tergantung pada penyebabnya masing-masing.
Penyebab seperti stroke, trauma kepala atau ensefalitis, demensia, keracunan karbon monoksida, dan anoksia memiliki komplikasi serius masing-masing.
Mengobati penyebabnya bisa menurunkan risiko komplikasi.
Pencegahan
Belum ditemukan tindak pencegahan untuk penyakit ini.
Namun, agnosia dapat dibatasi pada tingkat tertentu melalui deteksi dini penyakit yang terkait dengan perawatan medis tepat dan terapi terkait.
Juga, pengidap agnosia dapat mengikuti diet yang disebutkan di bawah ini untuk mencegah komplikasi lebih lanjut:
- Perbanyak konsumsi buah dan sayuran segar, produk susu, kedelai, minyak kenari, makanan berminyak, makanan laut, dan permen
- Batasi konsumsi ikan dan daging.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
#Agnosia
Klik disini untuk lihat artikel asli
Discussion about this post